Senin, 18 Desember 2017

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Kondisi Fisik dan Geografis
Letak geografis Provinsi Sulawesi Barat sangat Strategis karena berada pada sekitar garis khatulistiwa, terletak antara 00°12' - 03°38' Lintang Selatan ; 118°43'15'' - 119°54'03'' Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Barat memiliki laut sepanjang Selat Makassar yang merupakan lintas pelayaran Internasional dan berada pada titk tengah dalam hubungannya dengan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Provinsi Kalimantan Timur. Batas wilayah Prov. Sulawesi Barat, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur (Selat Makasar), sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja dan Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan.
Kondisi topografi Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari laut dalam, daratan rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Tingkat kesuburan yang tinggi, dan letaknya juga sangat strategis pada posisi silang segitiga emas Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah lewat pantai barat dengan jarak 445 km dari Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, 447 Km dari Palu Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah dan Selat Makassar/ Kalimantan Timur. Posisi ini memberikan potensi perencanaan pembangunan yang harus ditata dengan baik,  sehingga  kekayaan yang terkandung di dalam alam Sulawesi Barat dapat memberikan manfaat yang maksimal untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat adalah 16.937,18 Km2 yang terdiri dari 5 Kabupaten dan memasuki tahun 2013 telah terbentuk daerah  baru  hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten Mamuju bernama Kabupaten Mamuju Tengah.
Jumlah sungai besar yang mengalir di wilayah Sulawesi Barat tercatat sekitar 8 (delapan) aliran sungai. Jumlah terbesar di Kabupaten Polewali Mandar, yakni 5 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada 2 (dua) sungai yakni Sungai Saddang yang mengalir meliputi Kabupaten Tator, Enrekang, Pinrang dan Polewali Mandar serta Sungai Karama di Kabupaten Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing- masing 150 km. Sungai-sungai tersebut signifikan perannya dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat Mandar. Misalnya sebagai sumber air minum, pertanian, dan transportasi. Pulau yang terdapat di Prov. Sulawesi Barat antara lain :
1.      Pulau Battoa di wilayah Kab. Polewali Mandar
2.      Pulau Batumeanag Bakengkeng di wilayah Kab. Mamuju
3.      Pulau Kamarian Marinni di wilayah Kab. Mamuju
4.      Pulau Saboyang di wilayah Kab. Mamuju
5.      Pulau Taimanu di wilyaha Kab. Majene
6.      Pulau Bala-balakang, Karampuang dan Ambo di Wilayah Kab. Mamuju
7.      Pulau Lerelerekan di wilayah Kab. Majene
Luas Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sulawesi Barat, seluas 1.185.688 hektar. Dalam perkembangannya, luas kawasan hutan telah mengalami banyak perubahan. Setelah dilakukan pemutakhiran data spasial dengan mengakomodir proses-proses pengukuhan kawasan hutan seperti tata batas, perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan secara parsial luas kawasan hutan di provinsi Sulawesi Barat menjadi 1.176.401Ha. Perkembangan jumlah penduduk yang berakibat pada pemekaran wilayah secara administrasi dalam skala kabupaten dan kecamatan serta pertumbuhan investasi memerlukan tambahan ketersediaan lahan yang memberikan tekanan terhadap kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Barat. Kebutuhan lahan tersebut seringkali secara langsung dipenuhi dengan mengambil dan memperluas arealnya dengan mengambil sebagian dari kawasan hutan yang belum atau tidak melalui prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam UU 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Kondisi tersebut merupakan penyebab dari terjadinya permasalahan konflik dalam penggunaan atau pemanfaatan kawasan hutan. Disamping kondisi tersebut, permasalahan konflik kawasan hutan muncul akibat belum terselesaikannya keberadaan pemukiman dan lahan garapan dalam kawasan hutan.

1.      Pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun padatahun 2014 di Provinsi Sulawesi Baratsebesar 97,86 persen, yang berarti masihada 2,14 persen penduduk berusia 7-12tahun yang tidak bersekolah. APS penduduk usia 13-15 tahun sebesar87,84 persen, atau masih ada 12,16persen penduduk usia 13-15 tahun yang tidak bersekolah. Sedangkan APS penduduk usia 16-18 tahun sebesar 63,21 persen yang berarti 36,79 persen penduduk usia 16-18 tahun tidak bersekolah.
2.      Capaian Indeks Pembangunan Manusia
Beberapa kondisi sosial lainnya diSulawesi Barat adalah seperti capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Pada tahun 2014, IPM dihitung dengan menggunakan metode baru. IPM Sulawesi Barat mencapai 62,24. Capaian IPM Sulawesi Barat terus menerus mengalami peningkatan berdasarkan penghitungan dengan metode baru. Pada tahun 2010 misalnya, IPM Sulawesi Barat mencapai 59,74. Naik menjadi 60,63 di tahun 2011 dan pada tahun 2012-2013 masing-masing menjadi 61,01 dan 61,53.

Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat ditujukan oleh beberapa indicator ekonomi salah satunya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ini secara nyata mampu memeberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam periode tertentu. Lebih jauh , perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah satu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB.
Tabel               
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Distribusi Persentase Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Barat
No
Lapangan Usaha
Nilai Tambah
Distribusi Persentase
Nilai Tambah
Distribusi Persentase

(Juta Rupiah)
(%)
(Juta Rupiah)
(%)
2012
2012
2013
2013
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
6 834 207,00
47.43
7 678 223,43
47.44
2
Pertambangan dan Penggalian
127 987,00
0.89
142 862,72
0.88
3
Industri Pengolahan
1 039 247,00
7.21
1 137 193,28
7.03
4
 Listrik, Gas, dan Air Bersih
65 621,00
0.46
83 530,33
0.52
5
 Konstruksi
591 418,00
4.1
684 728,61
4.23
6
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
1 881 188,00
13.06
2 128 611,63
13.15
7
 Angkutan dan Komunikasi
291 262,00
2.02
325 910,78
2.01
8
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
801 853,00
5.57
927 468,62
5.73
9
 Jasa-jasa
2 774 861,00
19.26
3 075 483,30
19

Total
14 407 643,00
100
16 184 012,69
100







Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat

Berdasarkan PDRB Provinsi Sulawesi menurut lapangan usaha sector – sector mengalami peningkatan pada tahun 2012 hingga tahun 2013. sector yang memberikan kontribusi terbesar pada tahun 2013 adalah sector pertanian, peternakan, dan perikanan yaitu sebesar Rp 7.678.223,43 dengan prsentase sebesar 47,44% sedangkan sector yang memberikan kontribusi terkecil  adalah sector Listrik, Gas, dan Air bersih yaitu sebesar Rp 83.530,33  dengan presentase 0.52%

1.      Kinerja Trasnportasi Jalan
Secara umum panjang jalan di Sulawesi Barat Tahun 2010 sekitar 7.081,91 Km. akan tetapi kondisi ini cukup memprihatinkan karena dari segi kondisi jalan, hampir setengah dari permukaan jalan di Sulawesi Barat dalam kondisi rusak (kategori rusak dan rusak berat) sekitar 42,09 persen.
Jaringan jalan dan lalu lintas antar kabupaten belum menunjukkan pelayanan yang memuaskan, masih terdapat permasalahan seperti terbatasnya daya dukung dan kondisi permukaan jalan dan jembatan. Hal ini dapat dilihat dilihat dalam rute:
·      Mamuju – Pasangkayu yang dapat ditempuh selama 6 jam dengan kondisi jalan yang relatif baik. Permasalahan yang ada adalah lebar jalan yang relatif sempit dan dibeberapa titik masih dilakukan perkerasan dan pelebaran jalan.
·      Polewali Mandar – Mamasa yang ditempuh selama 4 jam karena kondisi jalan yang kurang baik dan topografi wilayah yang berbukit/bergunung.
·      Majene – Mamuju yang ditempuh selama 3 jam dengan kondisi jalan yang relatif baik. Permasalahan yang ada adalah lebar jalan yang relatif sempit dan dibeberapa titik masih dilakukan pelebaran jalan.
·      Mamuju – Mamasa yang ditempuh selama 5 jam karena alan di pegunungan Kabupaten Mamasa yang sangat rusak yakni jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Aralle menuju Kota Mamasa, kemudian Kecamatan Tabang dengan Kota Mamasa.

2.      Jaringan Pelayanan Transportasi Jalan
Pergerakan yang dilakukan masyarakat Provinsi Sulawesi Barat saat ini dilayani oleh moda angkutan umum. Penyediaan moda angkutan umum tersebut sudah cukup baik melayani pergerakan masyarakat setempat khususnya pergerakan antar provinsi.
Secara garis besar, moda angkutan umum di Provinsi Sulawesi Barat dapat dibagi menjadi moda angkutan antar provinsi (AKAP), antar kota dalam provinsi (AKDP), dan angkutan lokal kabupaten/kota. Rute AKAP di Sulawesi Barat adalah Mamuju – Makassar dan Mamuju – Palu. Trayek AKAP saat ini menggunakan jaringan jalan nasional Lintas Sulawesi yaitu Makassar – Parepare – Mamuju – Palu.
Sementara, AKDP menghubungkan ibukota Provinsi dengan ibukota kabupaten dan pusat-pusat permukiman di Provinsi Sulawesi Barat. Jaringan angkutan antarkota meliputi trayek angkutan umum antar kota termasuk bis dan mini bus. Trayek AKDP saat ini menggunakan jaringan jalan nasional dan provinsi, yang terbagi ke dalam 5 lintas, yaitu:
1.        Rute Mamuju – Luwu Utara dengan lintasan Mamuju - Tampa Padang – Kalukku – Keang – Salubatu – Paradan – Salueno – Saludurian – Tammaka – Kalumpang – Sabam – Deking – Salukayu – Rantetapa – Rantedanga – Perappo – Kananggo - Luwu Utara.
2.        Rute Mamaju - Toraja dengan lintasan Mamuju – Tamppa padang – Kalukku – Keang – Tibo – Kondoroba – Mambi – Balambong – Tambua – Mamasa – Rantebuda – Batulaka – Rokko – Meku - Tanah Toraja.
3.        Rute Mamuju-Donggala dengan lintasan Mamuju - Tampa padang – Kalukku – Tassiu – Beru-Beru – Belang-Belang – Toangson – Tawaro – Sampaga – Lambu – Kamasi – Budong-Budong – Dejen – Kambulong – Kakoli – Salobiro – Dapuran – Numu – Pantobatu – Tikke – Pasangkayu – Weleri – Atintaipa – Donggala.
4.        Rute Mamuju – Polewali Mandar dengan lintasan Mamuju – Rangas – Tapanbulu – Tamata - Tappalang Barat – Deking – Malunda – Salutambung – Batutaleku – Binanga – Pamboang – Majene – Tinambung – Campalagian – Mappili – Kunyi – Polewali - Tanjung Silopo - Kota Pinrang.
5.        Rute Polewali – Mamasa dengan lintasan Polewali – Pondo – Salulembo – Sumarorong – Balombong – Mamasa. Rute Alternatif Polewali – Mamasa Polewali – Labasang – Mapili – Maloso – Buli – Ranjoang – Botteng – Keppe – Mambi.

Identifikasi Awal Wilayah Studi
Berdasarkan hasil identifikasi awal di wilayah studi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Provinsi Sulawesi Barat merupakan wilayah strategis yang memiliki energi dan sumber daya mineral antara lain :
a.      Kawasan migas
b.      Batubara yang terletak di Kalumpang seluas 292.527 ton dan Tamalea seluas 351.221 ton
c.       Kawasan perkebunan dan pertanian berkelanjutan
2.      Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Matabe merupakan kawasan yang paling cocok untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Hal ini berdasarkan arahan kawasan strategis yang termuat dalam RTRW Provinsi Sulawesi Barat, dimana kawasan Mamuju, Tampapadang dan Belangbelang diarahkan menjadi Kawasan Strategis Provinsi sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dengan fungsi kawasan terpadu pelabuhan bandara, industri perdagangan, pergudangan dan peti kemas MATABE (Mamuju – Tampa Padang – Belangbelang).
3.      Pengembangan Jalur KA di Mamuju Utara di titik beratkan pada wilayah yang kosentrasi penduduknya tinggi yaitu sebelah kanan Jl. Trans Sulawesi
4.      Pengembangan Jalur KA di Mamuju Tengah di titik beratkan pada wilayah yang kosentrasi penduduknya tinggi dengan ketentuan terdapat 2 lokasi stasiun yang strategis, yaitu di Karossa sebagai kawasan pertumbuhan penduduk dan Karossa sebagai pusat kegiatan




                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar